Agoeng Widyatmoko
Dalam beberapa kali menjalani usaha, saya selalu menghadapi kendala. Bukan satu dua, banyak malah. Tapi, dari semua kendala itu, justru saya belajar banyak hal. Salah satu adalah soal jatah bulanan. Lo kok, ada jatah bulanan? Emang pengusaha juga orang gajian?
Yang saya maksud dengan jatah bulanan sebenarnya adalah istilah saya untuk mengamankan keperluan bulanan (baca: harian). Sebab, jika kita tak waspada, usaha yang kita jalankan ketika mengalami penurunan, jatah untuk hidup sehari-hari bisa terganggu. Dan, akibat terganggunya aruskas harian ini, buntutnya bisa panjang lo… Otak panas, kebingungan menentukan arah, pikiran kalut, dan yang pasti, semua hal itu akanmengganggu kita dalam menjalankan usaha.
Sebagai pengusaha, tentu kita selalu mengharapkan untung. Dan, jika yang didapat untung besar, pastilah hal ini akan sangat membantu pengembangan usaha kita. Karena itu, tak jarang, kita selalu berusaha mendapat dan mencari “ikan-ikan besar” demi memperoleh orderan besar.
Tentu, hal tersebut tak salah. Sebab, adanya orderan besar pasti akan jadi darah segar bagi sebuah usaha kita. Tapi, yang jadi masalah biasanya orderan besar ini selalu banyak pemain yang berebut didalamnya. Ibarat ladang emas, yang berusaha menguasainya pastilah banyak pihak. Akibatnya, order besar ini biasanya lebih sulit memperjuangkannya. Kalau pun dapat, kadang memerlukan banyak pengorbanan, dan bahkan kadang, perlu sogokan. Yang terakhir disebut itu mungkin sudah jamak kita jumpai di dalam ranah kehidupan bisnis di tanah air. Karena itu, bagi yang miskin koneksi, kadanguntuk memenangkan tender proyek-proyek besar sangat sulit.
Tapi, jangan kuatir, sebenarnya “ikan-ikan kecil” pun kalau dikumpulkan juga akan memberikan keuntungan yang sama besar, atau bahkan bisa lebih besar. Contoh nyata ada pada salah satu kenalan saya yang berjualan pulsa. Karena ia hanya mengambil untung sedikit dari pulsa yang dijual, ia justru dikenal sebagai penjual pulsa yang murah. Akibatnya, ia pun laris manis mendapat banyak konsumen yang membeli pulsa padanya. Akibatnya yang lain, ia pun dikenal sebagai penjual yang serba murah,sehingga orang pun akan membeli padanya saat akan membeli handphone.
Yang saya sebut sebagai jatah bulanan dari kisah kenalan saya itu adalah jualan pulsa. Meski untungnya tak seberapa, asal masih dalam batas menguntungkan, pulsanya akan dijual untuk terus menghidupi usahanya. Sedangkan yang berjualan handphone, itu bisa dikategorikan semacam “ikan besar”untuk level pengusaha semacam dirinya. Meski jualan handphone tak selaris jualan pulsa, tapi dari satu handphone yang terjual, ia bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar.
Salah satu unit usaha saya, yakni DapurTulis, yang bergerak di bidang jasa penulisan, juga hidup dari “ikan-ikan kecil” namun rutin layaknya jualan pulsa tadi. Ini saya dapat dari orderan mengisi beberapa kolom di media online, mengelola website perusahaan atau perorangan, hingga ke pembuatan tulisan-tulisan pesanan untuk beriklan di beberapa media. Meski nilainya belum terlalu besar, tapi dengan adanya rutinitas orderan itu, DapurTulis bisa menghidupi beberapa tenaga penulisan yan gterus produktif hingga kini.
Sedangkan untuk order besarnya, saya biasanya mendapatkan pesanan pembuatan buku, baik pesanan pribadi, misalnya untuk kampanye politik yang mulai kembali marak, hingga perusahaan yang ingin memperkuat merek usaha atau produknya dengan buku atau majalah eksternal. Selain itu, “ikan besar” lainnya saya dapatkan juga dari order yang diperoleh dari beberapa perusahaan periklanan yang memercayakan pekerjaaannya pada saya. Meski belum banyak, tapi satu nilai proyek seperti ini bisa beberapa kali lipat dari orderan harian yang saya dapatkan.
Inilah yang ingin saya ungkapkan sebagai bagian dari mengamankan jatah bulanan. Asal masih dalam batas menguntungkan, meski tipis, ambil saja semua orderan yang bermanfaat menjaga cashflow Anda. Sebab, dengan cashflow yang terjaga, kita akan lebih mudah mengendalikan dan membesarkan usaha. Mengutip kata rekan saya, “Asal menguntungkan, meski kecil, yang penting sikat dulu. Itu buat melancarkan cashflow usaha. Percayalah, yang besar-besar pasti akan menyusul kalau yang kecil digarap dengan benar.” Bukankah perjalanan satu mil pasti dimulai dari satu langkah?
*Agoeng Widyatmoko adalah penulis buku-buku wirausaha laris, konsultan UKM, dan trainer SPP. Ia dapat dihubungi di email: agoeng.w@gmail.com atau sms di 0812 895 0818.
Dalam beberapa kali menjalani usaha, saya selalu menghadapi kendala. Bukan satu dua, banyak malah. Tapi, dari semua kendala itu, justru saya belajar banyak hal. Salah satu adalah soal jatah bulanan. Lo kok, ada jatah bulanan? Emang pengusaha juga orang gajian?
Yang saya maksud dengan jatah bulanan sebenarnya adalah istilah saya untuk mengamankan keperluan bulanan (baca: harian). Sebab, jika kita tak waspada, usaha yang kita jalankan ketika mengalami penurunan, jatah untuk hidup sehari-hari bisa terganggu. Dan, akibat terganggunya aruskas harian ini, buntutnya bisa panjang lo… Otak panas, kebingungan menentukan arah, pikiran kalut, dan yang pasti, semua hal itu akanmengganggu kita dalam menjalankan usaha.
Sebagai pengusaha, tentu kita selalu mengharapkan untung. Dan, jika yang didapat untung besar, pastilah hal ini akan sangat membantu pengembangan usaha kita. Karena itu, tak jarang, kita selalu berusaha mendapat dan mencari “ikan-ikan besar” demi memperoleh orderan besar.
Tentu, hal tersebut tak salah. Sebab, adanya orderan besar pasti akan jadi darah segar bagi sebuah usaha kita. Tapi, yang jadi masalah biasanya orderan besar ini selalu banyak pemain yang berebut didalamnya. Ibarat ladang emas, yang berusaha menguasainya pastilah banyak pihak. Akibatnya, order besar ini biasanya lebih sulit memperjuangkannya. Kalau pun dapat, kadang memerlukan banyak pengorbanan, dan bahkan kadang, perlu sogokan. Yang terakhir disebut itu mungkin sudah jamak kita jumpai di dalam ranah kehidupan bisnis di tanah air. Karena itu, bagi yang miskin koneksi, kadanguntuk memenangkan tender proyek-proyek besar sangat sulit.
Tapi, jangan kuatir, sebenarnya “ikan-ikan kecil” pun kalau dikumpulkan juga akan memberikan keuntungan yang sama besar, atau bahkan bisa lebih besar. Contoh nyata ada pada salah satu kenalan saya yang berjualan pulsa. Karena ia hanya mengambil untung sedikit dari pulsa yang dijual, ia justru dikenal sebagai penjual pulsa yang murah. Akibatnya, ia pun laris manis mendapat banyak konsumen yang membeli pulsa padanya. Akibatnya yang lain, ia pun dikenal sebagai penjual yang serba murah,sehingga orang pun akan membeli padanya saat akan membeli handphone.
Yang saya sebut sebagai jatah bulanan dari kisah kenalan saya itu adalah jualan pulsa. Meski untungnya tak seberapa, asal masih dalam batas menguntungkan, pulsanya akan dijual untuk terus menghidupi usahanya. Sedangkan yang berjualan handphone, itu bisa dikategorikan semacam “ikan besar”untuk level pengusaha semacam dirinya. Meski jualan handphone tak selaris jualan pulsa, tapi dari satu handphone yang terjual, ia bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar.
Salah satu unit usaha saya, yakni DapurTulis, yang bergerak di bidang jasa penulisan, juga hidup dari “ikan-ikan kecil” namun rutin layaknya jualan pulsa tadi. Ini saya dapat dari orderan mengisi beberapa kolom di media online, mengelola website perusahaan atau perorangan, hingga ke pembuatan tulisan-tulisan pesanan untuk beriklan di beberapa media. Meski nilainya belum terlalu besar, tapi dengan adanya rutinitas orderan itu, DapurTulis bisa menghidupi beberapa tenaga penulisan yan gterus produktif hingga kini.
Sedangkan untuk order besarnya, saya biasanya mendapatkan pesanan pembuatan buku, baik pesanan pribadi, misalnya untuk kampanye politik yang mulai kembali marak, hingga perusahaan yang ingin memperkuat merek usaha atau produknya dengan buku atau majalah eksternal. Selain itu, “ikan besar” lainnya saya dapatkan juga dari order yang diperoleh dari beberapa perusahaan periklanan yang memercayakan pekerjaaannya pada saya. Meski belum banyak, tapi satu nilai proyek seperti ini bisa beberapa kali lipat dari orderan harian yang saya dapatkan.
Inilah yang ingin saya ungkapkan sebagai bagian dari mengamankan jatah bulanan. Asal masih dalam batas menguntungkan, meski tipis, ambil saja semua orderan yang bermanfaat menjaga cashflow Anda. Sebab, dengan cashflow yang terjaga, kita akan lebih mudah mengendalikan dan membesarkan usaha. Mengutip kata rekan saya, “Asal menguntungkan, meski kecil, yang penting sikat dulu. Itu buat melancarkan cashflow usaha. Percayalah, yang besar-besar pasti akan menyusul kalau yang kecil digarap dengan benar.” Bukankah perjalanan satu mil pasti dimulai dari satu langkah?
*Agoeng Widyatmoko adalah penulis buku-buku wirausaha laris, konsultan UKM, dan trainer SPP. Ia dapat dihubungi di email: agoeng.w@gmail.com atau sms di 0812 895 0818.
No comments:
Post a Comment